* micha
* bada
* donghae
* umma donghae
* appa donghae
* member suju
“yoon ah ssi, uri donghae akan mengabulkan permintaanmu. terima kasih telah bergabung dengan kami di SUPER JUNIOR KISS THE RADIO,bye” sinyal yang menghubungkan kami dengan yoon ah sudah terputus.
“okey, sepertinya malam ini cukup satu penelpon saja karena kita akan mendengarkan seubuah rahasia besar milik uri donghae”
“bahkan aku sebagai couplenya belum tahu hal ini”
“ya, donghae ssi, apakah kau lebih menyayangi bada daripada aku?”tanya eunhyuk padaku. Kami memang dikenal sebagai eunhae couple, para fans yang membuatnya, mungkin karena aku paling dekat dengan eunhyuk daripada member suju lainnya, tapi mungkin juga karena peran kami di mini drama.
Aku tak tahu pasti alasan mereka memasangkanku dengan eunhyuk.
“uhmmm, aku pikir iya..” jawabku
“ya! Kau tidak boleh masuk kamar nanti malam, ” eunhyuk mengancamku. Tapi hal itu bukannya membuatku takut tapi malah membuatku tertawa melihat expresinya.
“ sudahlah, apakah kalian nggak malu dilihat banyak fans..”sungmin menengahi ‘pertengkaran’ kami.
“baiklah, sebelum kita mendengarkan cerita donghae, kita dengarkan dulu lagu dari album kelima kami, “Good Friends”.
“ Dalam sejarah hidupku, tertulis sebuah nama yang pernah mengisi setiap halaman hidupku. Aku tidak yakin meletakkannya diposisi mana, tapi aku menyayanginya seperti bada. Nama itu adalah micha. Anak dari seseorang yang telah menyelamatkan nyawa ayahku dan orang yang membuatku menjadi anggota super junior.
Saat kecil aku tidak menginginkan pekerjaan ini. Aku tidak pernah suka dengan dunia hiburan korea. Dulu yang kupikirkan hanyalah bagaimana menjadi seorang atlit sukses. Meski appa terus memintaku untuk menjadi penyanyi untuk meneruskan impian appa yang pupus saat ia muda dulu. Tapi aku merasa aku tidak bisa meninggalkan impianku yang telah ku bangun selama ini. Sampai akhirnya appa menderita sakit yang cukup parah.”aku memulai kisahku.
Annyeong haseyo.....annyeong haseyo.....ah, dari micha
“yeoboseyo...”
“donghae-ah, pappeumnikka?” (sibuk???)
“anhi, aku hanya sedang berlatih, waeyo, mengapa suaramu seperti itu, apa kau menagis??”
“donghae-ah, temani aku...”
“ara(ya)! Tunggu aku disana ne, jangan pergi kemana-mana”
“gomowo donghae-ah”
pasti dia pergi ke pantai, aku tak tahu masalah apa yang sedang dia hadapi saat ini. Tapi setiap mendapatkan masalah kami akan pergi ke pantai karena menurutnya, dengan pergi kepantai dia bisa berbicara dengan ibunya yang entah dimana.
Meski ku tahu dia adalah orang yang kuat, tapi selalu ada rasa khawatir yang menyelimuti perasaanku. Aku tak mau kehilangan sahabat yang berharga seperti dia.
“umma, aku akan pergi kepantai bersama micha” meminta izin saatakan meninggalkan rumah adalah kebiasaanku. Tanpa izin, aku takkan bisa pergi dengan tenang.
“ne, hati-hati..”balas umma,
“micha.....”teriakku kepada sosok gadis berkaos biru shapire yang sedanng duduk di pantai. Gadis itu menoleh sebentar kemudian memendam kepalanya diantara kedua kakiknya.
“donghae, kenapa ini semua harus terjadi padaku...”dia menangis saat aku berada di sisinya.
“whaeyo, apa yang terjadi?”
“ eommoni,,eommoni,,,”
“whaeyo,neoui eommoni?”(ada apa dengan ibumu?)
“eommoni,,,dia,,,dia meninggalkanku, untuk selamanya”tangisnya semakin kencang.
mwo??, jeongmalyo?. Aku tak percaya dengan yang kudengar saat ini. Belum lama ini micha ditinggalkan oleh umma tercintanya karena perceraian kedua orang tuanya. dan sekarang dia ditinggalkan ummanya untuk selamanya.
“menangislah micha, gwaenchanayo, aku juga akan melakukan hal yang sama ketika hal ini terjadi padaku”aku berusaha untuk menghiburnya.
“seharusnya dulu aku memilih ikut dengannya agar aku bisa melihatnya untuk terakhir kalinya. Pabo saram..”
“sudahlah, kau tidak perlu menyesalinya. eommoni pun pasti tidak ingin kau menjadi anak yang lemah, jadilah gadis yang kuat seperti biasanya dan berikan hadiah yang terbaik pada eommoni.”
“ne, gomowoyo donghae-ah, kau adalah sahabat terbaikku”
“chonma”
Hari mulai gelap, kurasa saat ini hati micha sedang segelap langit malam ini. Tak ada satupun bintang yang tampak. Tapi ku yakin, meski bukan saat ini, akan banyak bintang yang akan membantunya untuk kembali cerah.
“donghae, mengertilah, kau tahukan tak ada orang tua yang tega membuat anaknya sengsara. Jadilah seorang penyanyi, dan hiduplah dengan baik di seoul”
“appa, aku tidak bisa melakukan itu. Appa tahu kan seberapa besar rasa benciku pada dunia hiburan. Apakah appa mau hidupku berakhir tanpa seperti mereka”
Saat itu, aktris-aktris dan idol korea banyak sekali yang mengakhiri hidup mereka dengan cara yang tragis karena masalah gaji, perbudakan oleh agensi, dan hal-hal lain yang membuatku muak dengan dunia hiburan ditanah airku.
“appa, tolong biarkan aku memilih jalan hidupku sendiri, akan ku berikan yang terbaik untuk appa, meski tidak dengan menyanyi, aku berjanji appa” ucapku sambil berlutut dihadapan appa.
“ aku tidak menginginkan apapun dari mu, kecuali kau pergi dan bernyanyi untukku”
Aku hanya bisa diam mendengar jawaban yang keular dari mulut appa. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini, hingga akhirnya kuputuskan untuk pergi agar tidak menimbulkan keributan lagi. Kukirim sebuah pesan singkat untuk micha
Micha-ah pergilah kelaut.
Aku mencari sosok micha, tapi yang kutemukan malah seekor anjing yang kutemui setiap aku pergi kepantai ini. Entah apa yang dia lakukan disini, aku tidak peduli. Aku hanya memfokuskan mataku untuk mencari sosok micha. Ah, sosok yang kucari akhirnya berhasil kutemukan. Dia melambai-lambai padaku di dekat bukit karang. Aku segera berlari menghampirinya tanpa mempedulikan apa yang dilakukan anjing tadi.
“whaeyo donghae-ah? Apakah kau berdebat dengan appa lagi?” tanyanya sambil mengambil tempat disalah satu sudut bukit karang.
“yah begitulah. Kali ini aku tunjukkan kesungguhanku dengan berlutut dihadapan appa, tapi sepertinya apapun yang kulakukan tidak akan pernah mengubah keputusannya” Kataku mulai menceritakan perdebatanku dengan appa tadi.
Micha adalah sahabat yang baik, dia selalu mendengarkan ceritaku sampai selesai, baru setelah itu dia akan bemberikanku jalan keluar.
“donghae-ah, kau tahu, aku juga mengalami hal yang sama denganmu. Aku sangat menyukai dance, aku bercita-cita untuk menjadi seorang dancer profesional dan aku membenci profesi ayahku. Bagiku bekerja sebagai dokter adalah hal yang paling buruk. Aku akan menjumpai orang yang terluka, aku akan menjumpai orang yang hampir mati karena berbagai hal. Itu semua membuatku berpikir akan kekejaman dunia ini. Belum lagi, saat aku gagal mengobati orang yang sakit hingga orang itu meninggal. Aku akan merasa bahwa aku adalah orang yang paling jahat didunia ini karena telah memisahkan orang itu dari orang-orang yang mencintainya. Itu sebabnya aku sangat benci pelajaran biologi, karena aku berusaha menghindarinya. Aku sangat benci akan takdir yang harus ku hadapi. kamu tahukan sifat appa kita sama, nggak ada yang bisa aku lakukan kecuali menuruti kata-katanya.”dia menghela napas panjang, itu adalah masa lalu yang berat baginya.
Aku mendengarkan ceritanya dengan seksama
“sejak kau menceritakan perdebatanmu dengan appamu, aku baru sadar bahwa setiap langkah yang ku ambil pasti punya resiko masing-masing. Saat ku pilih dance, aku harus siap menghadapi kemurkaan appa, aku harus meninggalkan appa dan tinggal di seoul, dan mungkin aku akan bunuh diri karena saat aku kembali, appa belum tentu mau menemuiku. Kalau aku pilih dokter, aku harus menyelamatkan nyawa banyak orang dan siap melihat orang mati didepanku kapan saja. Tapi dengan memilih ini, aku tidak akan kehilangan orang-orang yang aku cintai.”
Aku terhenyuh mendengar ceritanya. Aish, betapa egoisnya aku, hanya memikirkan diriku sendiri. Bagaimana bisa aku kalah dengan micha yang seharusnya dia menangis kaarena masalah yang dihadapinya sangat besar.tapi dia bisa tegar dan tetap tersenyum didepanku.
“gomawo micha, aku tak tahu bahwa aku sepabo ini”
“gwaenchana donghae-ah, aku juga menyadari hal ini karena kamu”
Kami terlarut dalam pembicaraan kami hingga tak menyadari bahwa seekor anjing telah mendengarkan pembicaraan kami sejak tadi.
Guk.....guk.....aku tak tahu apa yang dia lakukan disini, aku selau melihatnya di pantai ini saat aku pergi kesini. Tapi baru kali ini dia menampakkan dirinya pada kami
“hai anjing kecil, apakah kau mengikuti kami?” micha menyapanya dengan hangat. Anjing itu membalasnya dengan tingkah yang manja, sepertinya dia sudah lama tidak mendapatkan kasih sayang pemiliknya.
“ sudah biarkan dia pergi, bagaiman jika pemiliknya mencari”
“kau ini, apakah kau tidak merasakannya, anjing ini sudah lama kesepian!”
“donghae, bagaimana jika kita memeliharanya!”dia terlihat sangat antusias sekali untuk memeliharanya.
“baiklah, kita beri nama apa dia?”
“bada, bagaimana dengan nama itu, kita bertiga kan bertemu di laut”
“nama yang bagus, annyeong bada....”
“lalu siapa yang akan membawanya? Apa kita akan meninggalkan dia disini?”.
Aku tahu, kami tidak bisa membawanya pulang karena appa kami tidak menyukai hewan. Barang siapa diantara kami yang membawa hewan ke rumah akan mendapatkan hukuman yang berat dari appa. Tapi , kami juga tidak mungkin meninggalkannya disini sendirian setelah memutuskan untuk memeliharanya. Setelah berpikir lama, akhirnya lkami putuskan untuk mengundinya dengan haepaebok(permainan gunting, batu, kertas). Siapa diantara kami yang kalah, harus membawanya pulang dan siap mendapat omelan appa di rumah.
Sepertinya hari ini adalah hari kesialanku, aku kalah dan harus membawanya pulang. Apa yang harus kukatakan pada appa saat sampai dirumah nanti. Masalah tadi belum selesai, sekarang akan muncul masalah baru lagi. Sepertinya aku benar-benar harus mengalah.
0 komentar:
Posting Komentar