ANNYEONG ^^ karna minat kami ada pada bidang menulis dan k-pop, maka kami membuat satu grup yang penuh dengan fanfiction .. Semua boleh membaca, dont be a silent readers pleaseee~.
RSS

Rabu, 26 Oktober 2011

Belive in Your Prommise part 2

 Kim Jeo eun POV

“ berjanjilah padaku ! kau tak akan menangis lagi apapun yang terjadi.. komohon.. Arasseo ? ”   ia melepaskan pelukannya dan menatapku nanar.
“ tapi oppa….”
“ kumohon..”  ia memelas mengepal kedua tanganku
“Ne, arasseo oppa. Sekarang berikan mawarnya padaku . haha”  aku mengambil mawar dari tangannya dan meresapi semua kata yang tadi oppa katakan. Sampai pada akhirnya sesuatu mengejutkanku…

---------------------------------------------

“ OPPA ! ” aku memekik keras
“ kenapa ? ” -> innocent
“ i itu.. hi hidungmu.. KAU MIMISAN ”
 aku panik setengah mati karna tiba-tiba saja banyak darah keluar dari hidungnya dan ia terlihat sangat pucat.
“ eh….”   Rupanya ia baru sadar dan terus-terusan mengusap darah segar yang keluar dari hidungnya sambil mendongakkan kepalanya dengan harapan darah itu bisa berhenti. Tapi percuma ! darah itu malah semakin banyak, badannya semakin pucat dan dingin
.
“ ayo oppa !! sebaiknya kita masuk dan kucarikan bantuan untukmu”
aku berdiri dan hendak menarik lengan heechul oppa untuk memapahnya,
“ eh, apa kau kuat ? ” pertanyaannya  tak kupedulikan lagi.

Mungkin aku memang sok kuat. Bayangkan saja… aku wanita, tubuh heechul oppa jauh lebih besar dan tinggi dari aku, apalagi keadaanku sendiri pun sedang tak karuan. Tapi ternyata aku tak peduli. Aku hanya ingin dia selamat !

Aku memegangi pundaknya, dan dia…. Tangan kanannya melewati pinggangku dan mencengkeramnya kuat dengan maksud agar tak terjatuh. Aku hanya bisa meringis, menahan rasa sakit yang luar biasa akibat cengkramannya.
“dia kan gak sengaja. Mungkin dia lupa kalau daerah itu dekat dengan ginjalku”  pikirku.

Aku merebahkan tubuhnya yang dipenuhi keringat dingin di bangku rumah sakit. Lalu aku berlarian untuk mencari dokter.

“ akh sial !! kemana semua orang disaat seperti ini ? ” gumamku kesal
“ DOKTEEER !! ”
aku berteriak dengan seluruh sisa tenagaku saat kulihat seorang dokter melintas diujung koridor bersama 2 orang suster, mereka pun berlari menghampiriku.
“DARIMANA SAJA KALIAN ??! ADA PASIEN YANG MEMBUTUHKANMU !”
 aku membentaknya, dan aku tidak peduli.saat mereka ketakutan menatapku.

Kami berlari membawa heechul oppa ke ruang ICU. Kini aku hanya bisa duduk lemas menanti kabar dari suster. Selang beberapa menit ada seorang suster keluar dan aku langsung menyergapnya..

“ bagaimana keadaannya ? ”
 “dia hanya tidak tahan terkena panas matahari dan kini ia harus istirahat”
“ memangnya dia sakit apa ? ” aku memberanikan diri bertanya
“leukemia stadium 4…”
“………….”
 Hatiku mencelos. Rasanya seperti ada yang menghantam perutku dengan batu, mungkin lebih parah. Aku terduduk lemas di lantai, meringkuk memeluk lututku.

Tiba-tiba kurasakan ada cairan keluar dari mulutku. Pasti ini akibat cengkraman heechul oppa tadi.
“darah sialan” gumamku.
“AKU MEMBENCIMU ! AKU BENCI TAKDIRKU ! AKU BENCI LEUKIMIA DAN KISTA !!!”  aku berteriak. Aku merasa sangat tersiksa.. aku ingin sekali menangis tapi aku tak ingin menodai janjiku dengan heechul oppa
“Tuhan.. kenapa kau menyiksaku seperti ini? Tak bisakah kau ambil nyawaku sekarang saja. Aku tak sanggup melihat orang yang paling kusayang sama tersiksanya denganku..” gumamku

---------------------------------------------

-KIM HEECHUL POV-

Malam ini kubiarkan pikiranku tenggelam dalam sebuah lamunan. Aku melamunkan jeo eun-ah.      Ah, yeoja itu.. aku sangat merindukannya. Hari ini aku tak bertemu dengannya karna aku harus beristirahat penuh setelah kejadian kemarin.
Tak kusadari aku jadi tertawa sendiri jika mengingat tingkahnya yang lugu, tingkahnya yang berani dan periang. Dia jadi amat manis waktu wajahnya memerah seperti tomatsaat aku sedang mendekatkan wajahku padanya atau saat aku sedang menggodanya, haha.

Dia memang lebih beruntung daripada aku. Dia masih punya ibu, dia tidak punya saudara tiri, dan ia pun masih punya kesempatan hidup. Entah mengapa aku jadi begitu menyayanginya. Aku berterimakasih pada Tuhan yang telah mengirimkan kim jeo eun di penghujung hidupku.

PLETAK.

“ eh, apa itu ? ” tiba-tiba saja ada yang melempar batu ke jendela. Seketika aku merasa merinding. Apalagi saat aku mengingat perkataan para suster bahwa rumah sakit ini agak angker. Namun akhirnya kuberanikan diri untuk berjalan  mendekati jendela. Aku melongok keluar jendela..

“ gyaaaaaa~ hmmpffftt… hmftt…”
seseorang yang menutupi wajahnya membekapku.
“ ssst… oppa. Tenang . ini aku jeo eun”
 aku merasa lega  saat ia membuka kain yang menutupi wajahnya. Tanpa pikir panjang ia langsung meloncat masuk ke kamarku lewat jendela. Hmm.. dia cukup lincah untuk ukuran orang sakit.

“hehe, jeongmal mianhae oppa, aku telah membuatmu kaget”
“jeo eun-ah.....dasar kau itu...... untung saja penyakitku bukan di bagian jantung”  aku melengos kesal
“memang bukan…. Tapi leukemia kan ? Sama menyedihkannya..”
aku terlonjak kaget sedangkan dia hanya memalingkan wajah. Terlihat rona kecewa di wajahnya.

“ eh.. da darimana kau tahu ? ” aku tergagap
“ itu tak penting ! apapun penyakitmu, harusnya kau tak menyembunyikannya”
“ mi mianhae~ aku hanya tak ingin membuatmu khawatir ”
“kau tahu, itu malah membuatku semakin khawatir”
“aku tak bermaksud. Kupikir semua orang akan jadi sedih saat tahu aku sudah stadium 4 dan sudah mendekati ajal ”
aku hanya menunduk , pandanganku kosong.
“ memangnya kau pikir aku akan hidup lama ?? ” ia mengangkat wajahku dan menatapku tajam. Aku suka caranya menatapku. . .
“ ta tapi kau masih punya harapan dengan donor ginjal itu kan ? Kau masih bisa mendapatkannya. Sedangkan aku ? Hidupku benar-benar tragis ”
“ HAHA. Kau pikir mudah untuk mendapatkan donor ginjal ? Sudah bertahun-tahun aku menanti, tapi nihil hasilnya ! ” ucapnya sembari terkekeh.

“jadi, malam-malam begini kau datang ke kamarku hanya untuk membahas masalah seperti ini ? Konyol ! ”
“ tentu TIDAK. Aku akan memberimu hukuman karena tlah membuatku khawatir. Ayo ikut aku sekarang !! bawa selimutmu juga. Diluar sangat dingin”
“eh… kita mau kemana ? ”   tapi ternyata ia tak menghiraukan pertanyaanku dan terus menarik lenganku, memaksku mengikutinya.
“ apa ini tidak bahaya? Kalau kita ketahuan suster bagaimana ? ”   aku sangat takut karna aku baru pertama kali keluar dari kamarku di malam hari.
“ kau tak mempercayaiku oppa ? Aku kan sudah ahli dalam urusan melarikan diri..”

ah dasar jeo eun ….
kau memang pandai untuk membuatku tidak terlihat lemah.
---------------------------------------------

-KIM JEO EUN POV-

“nah kita sudah sampai…”
“ mwo? ini kan  atap rumah sakit ? Jeo eun-ah disini sangat dingin..”
“ itulah gunanya selimutmu oppa. Ayo duduk sini ”   aku menarik selimutnya dan menangkupkannya pada tubuh kami.
“ kenapa kau mengajakku kemari ?”
“ hmm aku ingin kita mengungkapkan semua harapan kita sebelum kita mati dengan disaksikan oleh ribuan bintang di langit. Lihatlah oppa, langit malam ini sangat mengagumkan”   kulihat ia mendongakkan kepalanya dan tersenyum padaku.


“ah, Ne…. kalau begitu, ayo kau duluan”   ia menghadapkan tubuhnya padaku dan bersiap mendengarkan.


“ a a aku ingin melihat semua orang yang aku sayangi, termasuk heechul oppa, dapat bahagia sebelum aku mati. Aku ingin mati lebih dulu daripada heechul oppa. Aku ingin mati dengan tenang. Dan ketika semua orang datang pada hari pemakamanku nanti, aku tak ingin ada orang yang menangisiku. Aku ingin semua orang tertawa mengingat tingkah konyolku, termasuk eomma dan kau heechul oppa,tentunya kalau kau masih hidup. Hahaha” aku mentap langit dengan wajah penuh dengan kebanggaan.


“ keinginanmu sangat aneh ! ”   heechul oppa melotot padaku sambil mengerutkan dahuinya.
“eh, sesuka hatiku dong ! ayo cepat sekarang giliranmu oppa”  sekarang  akulah yang duduk manghadap heechul oppa sambil menopangkan dagu, sedangkan heechul oppa hanya menatap langit dengan wajah penuh arti.


“dengarkanlah hatiku… aku ingin membahagiakan orang yang aku cintai sebelum aku mati.  Aku ingin orang yang aku cintai bisa tersenyum, baik saat bersamaku ataupun saat tak bersamaku. Aku ingin menjadi seseorang yang berarti di akhir hidupku. Dan kalau bisa….. aku ingin sembuh dan hidup lebih lama lagi agar aku bisa menikahi kim jeo eun. Jika aku sembuh, akan kurelakan 1 ginjalku untuknya….”

Aku tertegun ketika mendengar semua perkataannya. Sebisa mungkin aku menahan agar airmata ini tak menetes di hadapannya. Aku menyadari betapa tragis dan tak adilnya hidup kami. Apa salah kami sampai-sampai kami tak pantas untuk hidup lebih lama dan bisa saling memiliki ? apa dosaku? Aku hanya bisa menunduk lemah, meratapi hidupku yang sangat menyedihkan. Namun rupanya heechul oppa menyadari kesedihanku. Ia merangkulku dan mengangkat wajahku…

“Kim Jeo Eun…. Saranghae”  ia membisik lembut
“ na nado saranghae oppa…”  aku menatapnya miris
“ kau milikku kan ? “
“ ne, oppa .. kita pasangan yang sekarat “

Ia mendekapku erat seolah akan ada badai yang menerjang kami dan heechul oppa samasekali tak ingin membiarkanku merasakn dinginnya badai. Ia terus membiarkanku bersandar di bahunya yang hangat sampai aku terlelap ……

---------------------------------------------

keesokan harinya …..

Aku merasa sangat senang hari ini. Aku meloncat dan berlari sambil bersenandung layaknya anak kecil di sepanjang koridor rumah sakit. Aku sangat senang karna semalam heechul oppa menyatakn perasaannya padaku.

Tapi itu tak lama… karna ada sebuah pemandangan yang membuat emosiku meluap-luap.

Aku melihat seorang namja berbadan tegap sedang memaki heechul oppa. Ia meremas kerah baju heechul oppa, mengangkatnya, lalu membuang tubuh heechul oppa dengan sembarangan… “ aiiiissh.. beraninya kau !! “
gerutuku.
Ia hendak pergi meninggalkan heechul oppa yang tersungkur, tapi takkan kubiarkan kau lari begitu saja!

“ heyy “

BUAKK~   ia jatuh tersungkur karna aku menghantamnya

“ siapa kau ? berani sekali kau menyakitinya ? sekarang kau harus berurusan denganku !!! “

BUKK BUKK BUKK~  sebelum sempat bangun, sudah kutonjok lagi wajahnya dengan berapi-api.

JDUAKKK~ kuangkat tubuhnya dan kutendang perutnya dengan lututku.

“ AARGH ! lancang sekali kau ikut campur !! “

sial !! sebelum kabur dia mendorong tubuhku hingga jatuh tersungkur.

“ chaggiya~ kau tak apa-apa kan ? “   heechul oppa  segera menolong, dan memapah tubuhku untuk bersandar di bangku rumah sakit,

“ ah, ne.. oppa sendiri bagaimana ? dia siapa oppa ? “ aku menatapnya khawatir

“ aku baik-baik saja. Dia… adik tiriku. Cho Kyuhyun”
“ ooh… jadi itu saudara tirimu? Tapi kenapa ia sangat kasar dan terlihat membencimu? Harusnya kan ia menghormatimu sebagai hyung-nya”

“ hmm.. dia iri kepadaku karna appa lebih menyayangiku.. “ ia menghela napasnya berat.
“oohh . ”    kuputuskan untuk tak bertanya lebih jauh lagi

“ kenapa kau rela melakukan ini smua demi aku ? kau kan sedang sakit ”   ia membelai rambutku dan menatap dengan tatapan yang sangat kusuka

“ karna aku tak mau ada orang yang menyakitimu. Aku ingin melindungimu ” jawabku bangga

 “ hey, seharusnya kan aku yang melindungi dan menjagamu. Dasar babo ! “

“eh kau ini bukannya berterimakasih padaku karna tlah membelamu, kenapa kau malah mengejekku !“
aku mendengus kesal dan bersiap memukulinya.
“ aku tak mau. Week “

dia menjulurkan lidah padaku "merong.....week......"ucapnya sambil berlari menjauhiku. Aku hendak mengejarnya, namun baru beberapa langkah berlari tubuhku ambruk.
Darah keluar dari mulutku. Aku merasakan sakit yang luar biasa di perutku. Oh Tuhan. . .  inikah waktuku? Aku sudah tak sanggup lagi. . .



yaaa, beginilah part 2 nya -,-
maaf ya kalo jelek :(

kritik dan saran anda akan saya nanti :D

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar